Propeller adalah salah satu komponen vital dalam dunia kelautan. Meskipun terlihat sederhana—bilah yang berputar untuk menghasilkan dorongan—desainnya sangat menentukan efisiensi, keandalan, dan bahkan konsumsi bahan bakar. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai jenis propeller dan bagaimana penerapannya dalam studi kasus nyata yang mengungkap tantangan teknis di lapangan.
1. Fixed Pitch Propeller – Sederhana Tapi Tidak Selalu Efisien
 |
https://maritime-engineering.blogspot.com/2018/06/what-type-of-propeller-used-on-ship.html |
Fixed Pitch Propeller (FPP) adalah jenis propeller dengan sudut bilah yang tetap dan tidak dapat diubah selama pengoperasian. Keunggulan utamanya adalah desain yang sederhana dan biaya produksi yang lebih murah, tetapi kekurangannya adalah kurang fleksibel dalam menyesuaikan kebutuhan daya dan efisiensi di berbagai kondisi operasi.
Studi Kasus:
Sebuah kapal kargo yang beroperasi di rute tetap antara Singapura dan Australia mengalami masalah efisiensi bahan bakar. Kapal ini menggunakan FPP dengan sudut bilah yang dioptimalkan untuk kecepatan pelayaran tertentu. Namun, saat menghadapi kondisi laut yang lebih ganas dengan arus yang kuat, performa propeller menurun drastis, menyebabkan konsumsi bahan bakar meningkat hingga 15%. Hal ini memaksa perusahaan mempertimbangkan opsi propeller yang lebih fleksibel.
Insight yang bisa dipetik? FPP memang sederhana dan andal, tetapi kurang cocok untuk kondisi operasi yang sangat bervariasi.
2. Controllable Pitch Propeller – Fleksibel, Tapi Mahal
 |
https://www.semanticscholar.org/paper/A-study-of-ship%27s-mooring-method-with-Controllable-Doi-Nagamoto/6704562fe06cd53b0cc2584662ecc4be12cc2f08/figure/0 |
Berbeda dengan FPP, Controllable Pitch Propeller (CPP) memungkinkan sudut bilah diubah sesuai kebutuhan tanpa harus menghentikan mesin. Ini memberikan keuntungan dalam efisiensi bahan bakar dan manuverabilitas, terutama untuk kapal yang sering berubah kecepatan atau arah, seperti kapal tunda dan kapal feri.
Studi Kasus:
Sebuah kapal tanker yang beroperasi di jalur lintas samudra awalnya menggunakan FPP, tetapi sering mengalami kesulitan saat bermanuver di pelabuhan karena memerlukan daya tambahan untuk memperlambat atau berbelok. Setelah mengganti ke CPP, kapal mampu menghemat hingga 10% konsumsi bahan bakar saat memasuki dan keluar dari pelabuhan. Namun, biaya perawatan meningkat karena mekanisme pengubah sudut bilah lebih kompleks dan membutuhkan pelumasan yang lebih sering.
Pelajaran yang bisa diambil? CPP sangat membantu dalam fleksibilitas operasi, tetapi memerlukan perawatan yang lebih teliti dan biaya investasi lebih besar.
3. Ducted Propeller – Efisiensi Tinggi di Kondisi Spesifik
 |
https://www.goseamarine.com/best-knowledge-of-marine-propellers/ |
Ducted Propeller atau Kaplan Propeller dilengkapi dengan cincin pelindung (nozzle) yang mengelilingi bilah, meningkatkan efisiensi dorongan pada kecepatan rendah dan memberikan perlindungan terhadap objek asing di perairan.
Studi Kasus:
Sebuah kapal penangkap ikan di perairan Norwegia mengganti propeller konvensionalnya dengan ducted propeller untuk meningkatkan daya dorong tanpa meningkatkan konsumsi bahan bakar. Hasilnya? Kapal bisa bergerak dengan kecepatan yang sama meski menggunakan tenaga yang lebih kecil, menghemat sekitar 12% bahan bakar per perjalanan. Namun, kapal mengalami penurunan performa pada kecepatan tinggi, sehingga pemilihan propeller ini harus benar-benar disesuaikan dengan profil operasional kapal.
Apa yang bisa kita simpulkan? Ducted propeller memberikan dorongan optimal di kecepatan rendah, tetapi bisa menjadi hambatan pada kecepatan tinggi.
4. Contra-Rotating Propeller – Solusi Kompleks untuk Efisiensi Maksimal
 |
https://www.jmuc.co.jp/en/rd/hydrodynamics/ |
Contra-Rotating Propeller (CRP) menggunakan dua propeller yang berputar berlawanan arah pada satu poros, mengurangi kehilangan energi akibat pusaran air di belakang propeller. Teknologi ini sering digunakan di kapal perang dan kapal cepat yang membutuhkan efisiensi dorongan tinggi.
Studi Kasus:
Sebuah kapal patroli militer mengalami peningkatan performa hingga 20% setelah mengganti single propeller dengan CRP. Namun, kompleksitas sistem ini menyebabkan peningkatan biaya pemeliharaan dan keausan lebih cepat pada bantalan serta sistem transmisi. Ini menunjukkan bahwa meskipun efisiensi meningkat, tantangan teknis tetap harus diperhitungkan sebelum adopsi teknologi ini.
Wawasan penting? CRP sangat efisien, tetapi memerlukan investasi lebih besar dalam desain dan pemeliharaan.
5. Surface-Piercing Propeller – Kecepatan Maksimal, Tapi Berisik
 |
https://www.physicsforums.com/threads/how-do-surface-piercing-propellers-work.1000759/#google_vignette |
Surface-Piercing Propeller (SPP) dira9ncang agar hanya sebagian dari bilahnya berada di dalam air, mengurangi hambatan dan memungkinkan kecepatan tinggi. Propeller ini sering digunakan pada kapal balap dan kapal militer berkecepatan tinggi.
Studi Kasus:
Sebuah kapal penyelamat cepat di Florida menggunakan SPP untuk mencapai kecepatan tinggi dengan efisiensi lebih baik. Namun, getaran yang tinggi dan kebisingan yang dihasilkan membuat awak kapal mengalami kelelahan lebih cepat dibanding kapal dengan propeller konvensional.
Apa yang bisa kita pelajari? SPP sangat cocok untuk kecepatan tinggi, tetapi memiliki konsekuensi ergonomis yang perlu diperhitungkan.
6. Azimuth Thruster – Manuverabilitas Tertinggi untuk Kapal Modern
 |
https://www.onesteppower.com/post/azimuth-thrusters |
Azimuth Thruster adalah sistem propulsi yang memungkinkan propeller berputar 360 derajat, memberikan fleksibilitas manuver yang sangat tinggi. Propeller ini sering digunakan pada kapal tunda, kapal lepas pantai, dan kapal penumpang modern yang membutuhkan manuver presisi tinggi.
Studi Kasus:
Sebuah kapal tunda yang beroperasi di pelabuhan dengan arus deras mengalami kesulitan dalam bermanuver menggunakan propeller konvensional. Setelah beralih ke Azimuth Thruster, kapal bisa bergerak dengan lebih presisi tanpa harus membalik arah mesin, mengurangi konsumsi bahan bakar dan waktu manuver hingga 25%. Namun, sistem ini lebih mahal dan kompleks dalam perawatan karena memiliki lebih banyak komponen mekanis dan elektronik.
Azimuth Thruster memberikan fleksibilitas luar biasa dalam manuver, tetapi membutuhkan biaya investasi dan perawatan yang lebih tinggi.