Sabtu, 25 November 2023

Proses Alur Sejarah Sampai Tercipta Konsep RCM (Reliability Centered Maintenance)

Proses perkembangan konsep RCM (Reliability-Centered Maintenance) melibatkan beberapa langkah dan kontributor kunci selama beberapa dekade. Berikut adalah ringkasan alur sejarahnya.

Dalam perkembangan RCM diawali dari pendekatan maintenance secara tradisional. Sebab sebelum adanya RCM, strategi maintenance didasarkan pada konsep run to fail (pembiaran equipment sampai rusak) atau beberapa ahli menyebutnya sebagai Break down maintenance / reaktif maintenance / corrective maintenance.

Kemudian ketika dilakukan evaluasi dari sistem run to fail ini ditemukan berbagai macam kelemahan. Seperti Cost Tinggi, Isu produksi turun, Waste meningkat, kualitas produk turun, isu safety dan lingkungan. Akhirnya strategi maintenance dari run to fail berubah menjadi penjadwalan pada waktu tertentu atau berdasarkan jumlah jam operasional (Preventive Maintenance). Tapi Preventive Maintenance sering kali dilakukan secara rutin tanpa harus mempertimbangkan faktor reliability dari suatu sistem atau pun peralatan.

Konsep RCM mulai berkembang pada tahun 1960-an dan 1970-an. Di antara kontributor awalnya adalah Stanley Nowlan dan Howard Heap, insinyur dari United Airlines. Pada tahun 1978, mereka menerbitkan buku berjudul "Reliability-Centered Maintenance" yang menjadi dasar bagi pendekatan RCM. Di dalam buku RCM tersebut berisi tentang kajian berupa :

1. Pengenalan ke Konsep RCM
Stanley Nowlan dan Howard Heap memperkenalkan konsep RCM sebagai pendekatan baru untuk manajemen pemeliharaan (maintenance) yang berfokus pada keandalan (reliability) sistem dan peralatan.

2. Definisi Fungsi Utama
Stanley Nowlan dan Howard Heap menekankan pentingnya mengidentifikasi fungsi utama dari sistem atau peralatan. Fungsi utama adalah tujuan utama dari eksistensi sistem atau peralatan tersebut.

3. Identifikasi Kegagalan
Buku ini membahas tentang pendekatan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan potensi kegagalan yang dapat terjadi pada sistem atau pun peralatan.

4. Analisis Kegagalan
Stanley Nowlan dan Howard Heap memberikan panduan tentang bagaimana melakukan analisis yang mendalam terhadap setiap kemungkinan kegagalan. Ini mencakup penyelidikan penyebab, konsekuensi kegagalan, dan penilaian risiko.

5. Pemilihan Tindakan (strategi) Maintenance
Buku tersebut membahas proses pemilihan strategi maintenance yang paling sesuai untuk mencegah atau mendeteksi dini kegagalan yang telah teridentifikasi. Ini melibatkan pemilihan strategi preventive atau pun predictive maintenance.

6. Implementasi RCM
Stanley Nowlan dan Howard Heap memberikan panduan tentang implementasi konsep RCM dalam suatu organisasi. Mereka membahas bagaimana menerapkan strategi maintenance yang dihasilkan dari proses analisis RCM.

7. Manfaat dan Aplikasi
Buku tersebut membahas tentang manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan RCM. Termasuk peningkatan reliability, pengelolaan risiko yang lebih baik, dan efisiensi dalam manajemen pemeliharaan.

8. Studi Kasus
Dalam beberapa edisi buku, ada studi kasus atau contoh konkret yang memberikan ilustrasi tentang bagaimana RCM dapat diimplementasikan dalam situasi dunia nyata.

Buku "Reliability-Centered Maintenance" oleh Nowlan dan Heap telah menjadi referensi utama dalam pengembangan konsep RCM dan telah memberikan landasan bagi banyak organisasi dalam meningkatkan strategi pemeliharaan mereka.


Lalu siapakah Stanley Nowlan dan Howard Heap, sampai mereka pada tahun 1978 mampu menciptakan sebuah karya buku atau bisa dikatakan sebagai konsep baru di bidang manajemen maintenance?

Mereka berdua bekerja di perusahaan penerbangan yang bernama "United Airlines". Stanley Nowlan posisi jabatan sebagai Direktur maintenance analysis dan Howard Heap posisi jabatan sebagai Manager Maintenance progam planning. Saat itu mereka berdua sedang mengerjakan sebuah proyek di bidang RCM untuk United Airlines, dengan tujuan mengembangkan pendekatan pemeliharaan yang lebih cerdas dan terfokus pada keandalan (reliability). Mereka melakukan penelitian mendalam terhadap kegagalan peralatan dan mengidentifikasi tindakan pemeliharaan yang efektif untuk mencegah atau mendeteksi dini kegagalan tersebut.

Setelah itu konsep RCM diadopsi oleh militer dan industri nuklir pada waktu yang hampir bersamaan. Kedua industri tersebut menyadari bahwa pendekatan yang berfokus pada keandalan (reliability) dan risiko dapat digunakan sebagai penentu strategi maintenance yang lebih efektif.

Sehingga seiring berkembangnya pemahaman tentang RCM, beberapa organisasi mengembangkan standar dan pedoman untuk membantu dalam proses implementasi. Salah satunya adalah SAE (Society of Automotive Engineers) yang merilis standar ARP 5502 pada tahun 1992 sebagai panduan untuk implementasi RCM.

Kemudian konsep RCM mulai diadopsi oleh berbagai industri di seluruh dunia, termasuk manufaktur, transportasi, energi, dan sektor-sektor lainnya. Perusahaan-perusahaan tersebut menyadari bahwa manfaat dari pendekatan keandalan dan resiko selain mampu dalam menentukan strategi maintenance juga seiring berjalannya waktu dapat menciptakan efisiensi cost maintenance.

RCM terus mengalami pengembangan dan modifikasi. Konsep ini terintegrasi dengan pendekatan manajemen aset yang lebih luas, seperti Asset Management System (AMS), untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang siklus hidup dan kinerja aset.

Hingga saat ini, RCM tetap menjadi pendekatan yang penting dalam manajemen pemeliharaan dan terus dikembangkan untuk mencapai efisiensi, keandalan, dan keberlanjutan operasional.





(Jika ada kritik dan saran mengenai kesalahan informasi dan data, silahkan komen dibawah. Terima kasih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar