Dalam konteks Reliability-Centered Maintenance (RCM), standar kinerja adalah tolak ukur yang menentukan sejauh mana aset dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam konteks operasional. Pengertian ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana sistem mengalami deteriorasi (kerusakan akibat pelapukan atau penuaan) dan bagaimana maintenance berperan dalam memperlambat laju kerusakan tersebut.
Konsep Entropi dan Deteriorasi
- Entropi: Dalam fisika, entropi menggambarkan kecenderungan sistem menuju keadaan ketidakteraturan atau deteriorasi. Semua sistem fisik, termasuk peralatan industri, mengalami keausan seiring waktu.
- Deteriorasi: Semua equipment mengalami deteriorasi atau keausan, sehingga pertanyaannya bukan lagi apakah equipment akan rusak, tetapi seberapa cepat laju kerusakan tersebut terjadi hingga tidak lagi dapat memenuhi standar kinerja yang diinginkan.
Dua Jenis Standar Kinerja
Standar Kinerja yang Diinginkan (Desired Performance Standard):
- Definisi: Ini adalah kinerja yang diharapkan oleh pengguna dalam konteks operasi sehari-hari.
- Contoh: Untuk sebuah pompa, standar kinerja yang diinginkan mungkin adalah "memompa minyak dari Gathering Station menuju Metering System dengan flowrate 1000 liter per menit."
Standar Kinerja Bawaan Pabrik (Inherent Reliability):
- Definisi: Ini adalah kinerja maksimal yang dapat dicapai oleh equipment berdasarkan desain asli pabrikan. Nilai ini biasanya lebih tinggi daripada standar kinerja yang diinginkan.
- Contoh: Untuk pompa yang sama, standar kinerja bawaan pabrik mungkin adalah "memompa minyak dengan flowrate maksimal 1200 liter per menit pada kondisi optimal."
Implementasi Maintenance dalam RCM
- Pemeliharaan untuk Memperlambat Deteriorasi: Maintenance berperan penting dalam memperlambat laju kerusakan (deteriorasi) equipment. Tujuannya adalah untuk menjaga agar equipment tetap berfungsi sesuai dengan standar kinerja yang diinginkan selama mungkin.
- Perbaikan ke Standar Kinerja Bawaan Pabrik: Saat melakukan perbaikan atau overhaul, maintenance bertujuan untuk mengembalikan equipment ke kondisi standar kinerja bawaan pabrik. Namun, tidak mungkin meningkatkan kinerja di atas nilai bawaan pabrik tersebut.
Pertimbangan dalam RCM
Evaluasi Laju Deteriorasi:
- Monitoring Kondisi: Pemantauan kondisi equipment secara rutin untuk mendeteksi tanda-tanda awal deteriorasi dan merencanakan tindakan pencegahan.
- Analisis Data: Menggunakan data historis untuk mengevaluasi laju kerusakan dan menentukan interval pemeliharaan yang optimal.
Tindakan Pemeliharaan yang Tepat:
- Proactive Maintenance: Tindakan preventif dan prediktif untuk mencegah atau mendeteksi kegagalan sebelum terjadi.
- Corrective Maintenance: Tindakan perbaikan setelah terjadi kegagalan untuk mengembalikan equipment ke standar kinerja yang diinginkan.
Pengelolaan Risiko:
- Assessment Risiko: Mengevaluasi risiko dari kegagalan equipment terhadap operasi, keselamatan, dan lingkungan.
- Pengambilan Keputusan: Berdasarkan evaluasi risiko dan analisis biaya-manfaat untuk menentukan tindakan pemeliharaan yang paling efektif.
Kesimpulan
Standar kinerja dalam RCM melibatkan pemahaman tentang bagaimana equipment harus bekerja sesuai kebutuhan pengguna dalam konteks operasional, serta bagaimana mengelola deteriorasi untuk mempertahankan kinerja tersebut. Dengan memahami perbedaan antara standar kinerja yang diinginkan dan standar kinerja bawaan pabrik, serta peran maintenance dalam memperlambat laju kerusakan, RCM dapat membantu memastikan equipment tetap berfungsi secara optimal dan andal sepanjang masa pakainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar